Minggu, 15 November 2015

Kritik Terukur

Kritik Terukur
  • Norma pengukuran digunakan untuk memberi arah yang lebih kuantitatif. Hal ini sebagai bentuk analogi dari ilmu pengetahuan alam.
  • Pengolahan melalui statistik atau teknik lain akan mengungkapkan informasi baru tentang objek yang terukur dan wawasan tertentu dalam studi.
  • Bilangan atau standard pengukuran secara khusus memberi norma bagaimana bangunan diperkirakan pelaksanaannya.
  • Standardisasi pengukuran dalam desain bangunan dapat berupa :
  • Ukuran batas minimum atau maksimum, Ukuran batas rata-rata (avarage), Kondisi-kondisi yang dikehendaki Contoh : Bagaimana Pemerintah daerah melalui Peraturan Tata Bangunan menjelaskan beberapa sandard normatif : Batas maksimal ketinggian bangunan, sempadan bangunan, Luas terbangun, ketinggian pagar yang diijinka
  • Adakalanya standard dalam pengukuran tidak digunakan secara eksplisit sebagai metoda kritik karena masih belum cukup memenuhi syarat kritik sebagai sebuah norma Contoh : Bagaimana Huxtable menjelaskan tentang kesuksesan perkawinan antara seni di dalam arsitektur dengan bisnis investasi konstruksi yang diukur melalui standardisasi harga-harga. Norma atau standard yang digunakan dalam Kritik pengukuran yang bergantung pada ukuran minimum/maksimum, kondisi yang dikehendaki selalu merefleksikan berbagai tujuan dari bangunan itu sendiri.
  • Tujuan dari bangunan biasanya diuraikan dalam tiga ragam petunjuk sebagai beikut:
  • Tujuan Teknis ( Technical Goals)
  • Tujuan Fungsi ( Functional Goals) 
  • Tujuan Perilaku ( Behavioural Goals)

Salah satu contoh kritik arsitektur dengan menggunakan kritik terukur :

GREEN SCHOOL A BAMBOO CAMPUS

    Film An Inconvenient Truth ternyata memberi inspirasi pada John Hardy, seorang perancang perhiasan yang berdomisili di Bali. Dokumenter karya mantan wakil presiden Amerika Serikat, Al Gore, tentang planet bumi, yang terancam kelangsungan hidupnya, itu mengubah pola pikirnya. “while I was in jewellery business, I was building many things. Showrooms, stores, factory.” Ujarnya. Namun tak sekalipun ia mencoba membangun bangunan bangunan yang green.

    Hardy tersadar, ulah manusia yang rakus dalam mengeksploitasi alam tanpa mempedulikan dampaknya, menyebabkan terjadi perubahan iklim dan pemanasan global di bumi. Ia merasa bila apa yang dilakukannya selama ini bukan bagian dari kerja sama masa depan. Bila diteruskan, “I would be part of the problem” katanya. Padahal, bukan itu yang diinginkan dalam mengisi kehidupan. Ia pun banting stir, memutar haluan.

    Yang ada di kepalanya kemudian adalah sebuah bangunan hijau yang terbangun dari bahan-bahan yang terbarukan: Green School. Gagasannya tentang sebuah sekolah yang mengusung kehidupan ala kampung di Indonesia, itu ternyata mendapat dukungan dari masyarakat internasional. Tercatat illusionis internasional David Copperfield dan desainer dunia Donna Karan dari New York, berpartisipasi dalam program donasi sekolah untuk 205 muridnya berasal dari Indonesia dan bersekolah gratis. Akhirnya pada tahun 2008 berdirilah sekolah internasional Green School, di atas lahan hutan 8 hektar, di kawasan Sibang Kaja, Bali.


PROJECT DATA
oject Name                      : Green School
Developer                        : PT. Bambu Bambu
Location                          : Banjar Piakan, Sibang Kaja, Abiansemal, Badung,Bali, Indonesia, 80352.
Architecture Consultant    : PT. Bambu Bambu
Principal Architect            : Aldo Landwehr
Interior Consultant            : PT. Bambu Bambu
Landscape Consultant      : PT. Bambu Bambu
Lighting Consultant          : PT. Bambu Bambu
Structural Consultant       : Civil Engineering Gadjah Mada University
ME Consultant                : PT. Bambu Bambu
Main Contractor      : PT. Bambu Bambu
Building Area      : ±4500 m2
Site Area              : ±4.55 HA
Design Phase      : June 2007-May 2008
Construction Phase         : July 2007-August 2008
Launching              : September 1st, 2008


    Memasuki kompleks sekolahan yang asri, hutan desa yang yang rimbun dengan pepohonan, menyambut. Namun untuk sampai di bangunan sekolah, seluruh murid harus melalui Jembatan Minang yang melintasi sungai Ayung. Dinamakan Jembatan Minang karena atap jembatan ini mengadaptasi atap rumah adat Minangkabau. Konstruksi jembatan ini seluruhnya terbuat dari bambu.
Jembatan Minang yang Menghubungkan Daerah Sekolah dan Area Masuk di Atas sungai Ayung



    Daerah di sisi seberang Jembatan Minang, merupakan kawasan utama sekolah. Di situ terdapat sawah milik sekolah dimana siwsa dan guru sering menanam padi bersama. Namun area belajar yang sesungguhnya baru ditemui setelah perjalanan melewati jalan setapak yang menanjak yaitu kelas-kelas tanpa dinding atau pun kaca, terlihat. Desain yang terbuka tersebut membuat para siswa yang sedang belajar merasakan desiran angin serta mendengar suara-suara alam seperti: kicauan burung,suara pepohonan yang bergesek, dan aliran air di sungai.

    Sementara itu di level tertinggi dari kawasan, terdapat sebuah lapangan besar, sarana olahraga out door sekolah dan sebuah gymnasium. Terdapat pula sebuah bangunan dnegan tiga level: Heart of School (HOS). Ini adalah bangunan utama sekolah yang berfungsi sebagai tempat administrasi, ruang guru, ruang kepala sekolah, serta ruang-ruang penunjang lain seperti galeri seni kriya anak, ruang komputer dan lainnya.

    Di level bawah, kita bisa melihat pilar-pilar bambu, menopang lantai-lantai di atasnya dalam susunan yang unik. Bila selama ini batang-batang bambu lekat dengan bangunan kotak dan sederhana, tidak demikian dengan bangunan Green School. Hampir semua bangunan yang ada di sini di desain melengkung. “There is no straightlines in nature.” Jelas Marny, salah satu senior architect PT. Bambu Bambu yang terlibat di proyek Green School ini.

    Sementara John hardy percaya bentuk kotak dan garis yang terlalu tegas akan mengurangi kreativitas yang dibutuhkan anak-anak selama belajar. Maka hasilnya adalah kelas-kelas berbentuk busur dengan bambu-bambu yang diikat secara melengkung sebagai penopang utama bangunan. Batang-batang bambu itu kemudian disambung dengan rangkaian bambu lainnya membentuk atap dengan ilalang di atasnya.

    Hampir semua elemen bangunan Green School menggunakan material bambu, di antaranya pada: tiang, rangk atap, tangga, lantai atas dan lainnya. Bambu-bambu itu disambung dengan sistem pin dan baut. Namun tidak hanya konstruksi bangunan saja yang menggunakan bambu. Railing atau pagar pembatas, hingga furniture seperti kursi dan meja belajar pun dibuat dari bambu.
    Bambu, merupakan tanaman yang mudah tumbuh. Hanya dalam jangka 4-5 tahun ketinggian bambu bisa mencapai 18 meter, sementara pohon lain membutuhkan waktu 25 tahun. Dengan demikian, termasuk material yang ramah lingkungan karena mudah dan cepat diperbaharui.

    Kelas-kelas di Heart of School didesain sebagai bangunan dengan sistem yang terbuka. Artinya, angin dan cahaya matahari dapat masuk dengan maksimal ke dalam bangunan. Itu masih ditambah dengan sebuah skylight yang melingkar di puncak atap, sebagai sumber pencahayaan alami bagi ruang-ruang di bawahnya. Fasilitas lain di sekolah ini adalah Green Waroeng, yaitu kantin yang menjual makanan hasil olahan kebun di sekitar Green School.



Green School memang sebuah sekolah dengan konsep kembali ke alam. Namun upaya untuk bersahabat dengan lingkungan tak hanya diterapkan pada konteks fisika bangunan, pilihan material atau membiarkan pepohonan di sekitarnya tumbuh. Utilitas bangunan seperti listrik pun, direncanakan dengan sistem tersendiri, yaitu turbin yang digerakkan oleh air, yang dinamakan Vortex. Sedangkan penyediaan air bersih berasal dari sungai yang berada sekitar 40 m di bawah tanah, masih di dalam kawasan.
Sistem pembuangan air dari kamar mandi juga dibuat berbeda . Setiap toilet, baik untuk laki-laki maupun perempuan, memiliki dua sistem. Buang air kecil kloset, ditampung dan digunakan untuk menyiram bambu untuk digunakan sebagai pupuk tanaman nantinya.
Kawasan yang didesain tidak mencemari lingkungan ini diharapkan akan menghasilkan anak-anak yang selalu berfikir ‘green’ karena terbiasa dengan lingkungan yang asri.
Kesimpulan :
    Berdasarkan analisis dengan menggunakan metode terukur, dapat disimpulkan bahwa bangunan Green School A Bamboo Campus merupakan bangunan yang direncanakan dan dirancang secara mendetail. Perencanaan konsep bangunan, penggunaan bahan material untuk struktur, interior, bahkan estetika yang sangat detail dan bersahabat dengan lingkungan, memberikan dampak dan kesan yang baik dan nyaman di dalam penggunaan tiap ruang dan area di dalam kawasannya. Peletakkan ruang-ruang, fasilitas, dan desain bentuk bangunan yang menerapkan pola dan struktur Biomorfik , mengikuti kontur lahan, dan memanfaatkan lingkungan semaksimalnya namun tidak merusak atau menghilangkan keaslian yang telah ada membuat Green School sebagai kawasan yang meminimalkan dampak negatif bagi alam dan memaksimalkan fungsi lingkungan, namun modern dan kaya akan teknologi.

Majalah INDONESIA design. Vol.6. No.35. 2009.
www.google.com
http://dwifpputeri.blogspot.co.id/2011/02/tugas-kritik-arsitektur-3.html
http://rezaramadhiansyah.blogspot.co.id/2014/01/tugas-kritik-arsitektur-softskill-2.html

Kritik Normatif

Kritik Normatif

Mengkritisi sesuatu baik abstrak maupun konkrit sesuai dengan norma,aturan,ketentuan yang ada.
Hakikat kritik normatif adalah
  • Adanya keyakinan (conviction) bahwa di lingkungan dunia manapun, bangunan dan wilayah perkotaan selalu dibangun melalui suatu model, pola, standard atau sandaran sebagai sebuah prinsip.
  • Dan melalui ini kualitas dan kesuksesan sebuah lingkungan binaan dapat dinilai.
  • Norma bisa jadi berupa standar yang bersifat fisik, tetapi adakalanya juga bersifat kualitatif dan tidak dapat dikuantifikasikan.
  • Norma juga berupa sesuatu yang tidak konkrit dan bersifat umum dan hampir tidak ada kaitannya dengan bangunan sebagai sebuah benda konstruksi
4 metode sebagai kritik normatif seperti berikut :
a. Doktrin ( satu norma yang bersifat general, pernyataan prinsip yang tak terukur)
b. Sistem ( suatu norma penyusunan elemen-elemen yang saling berkaitan untuk satu tujuan)
c. Tipe ( suatu norma yang didasarkan pada model yang digenralisasi untuk satu kategori bangunan spesifik)
d. Ukuran ( sekumpulan dugaan yang mampu mendefinisikan bangunan dengan baik secara kuantitatif)
dalam hal ini akan dibahas mengenai metode Tipe. Metode Tipe adalah suatu norma yang didasarkan pada model yang digenralisasi untuk satu kategori bangunan spesifik.
MASJID KUBAH EMAS, DEPOK 
Masjid kubah emas atau Masjid Dian Al Mahri yang letaknya di Depok, Jawa Barat, tepatnya di Jalan Meruyung, Kelurahan Limo, Kecamatan Cinere, Depok. Masjid ini mulai di bangun pada tahun 1999, dan di resmikan pada bulan April tahun 2006. Masjid ini merupakan milik pribadi dari Hajjah (Hj) Dian Djurian Maimun Al-Rasyid,seorang pengusaha dari Serang, Banten dan pemilik Islamic Center Yayasan Dian Al-Mahri.

Masjid ini luas bangunannya mencapai 8.000 meter persegi dan berdiri di atas lahan seluas 70 hektare. Secara umum, arsitektur masjid mengikuti tipologi arsitektur masjid di Timur Tengah dengan ciri kubah, minaret (menara), halaman dalam (plaza), dan penggunaan detail atau hiasan dekoratif dengan elemen geometris dan obelisk, untuk memperkuat ciri keislaman para arsitekturnya. Ciri lainnya adalah gerbang masuk berupa portal dan hiasan geometris serta obelisk sebagai ornamen.

Bangunan Masjid Kubah Emas,depok menggunakan gaya Arsitektur Byzantium. Arsitektur Byzantium merupakan arsitektur yang berada di zaman Yunani kuno,tepatnya di Konstantinopel.

Konstantinopel merupakan salah satu kota terpenting di dunia, kota ini dikelilingi tembok-tembok besar yang kokoh yang dikenal dengan nama tembok konstantin, yang dibangun pada tahun 330 Masehi oleh Kaisar Constantine I. Konstaninopel memiliki posisi yang sangat penting di mata dunia. Konstantinopel merupakan salah satu kota terbesar dan benteng terkuat di dunia saat itu, dikelilingi lautan dari tiga sisi sekaligus, yaitu selat Bosphorus, Laut Marmarah dan Tanduk Emas (golden horn) yang dijaga dengan rantai yang sangat besar, hingga tidak memungkinkan untuk masuknya kapal musuh ke dalamnya. Kota ini merupakan sebuah magnet komersial, kultural, dan diplomatik. Dengan letak strategisnya itu, Konstantinopel mampu mengendalikan rute antara Asia dan Eropa, serta pelayaran dari dari Laut Mediterania ke Laut Hitam. Pentingnya posisi konstantinopel ini digambarkan oleh Napoleon dengan kata-kata “…..kalaulah dunia ini sebuah negara, maka Konstantinopel inilah yang paling layak menjadi ibukota negaranya!”

http://rizkyan-maulanang.blogspot.co.id/2011/11/kritik-normatif-kritik-arsitektur.html

Kritik Interprektif

Kritik Interprektif
Kritik interpretif atau kritik penafsiran yakni merupakan sebuah kritik yang menafsirkan namun tidak menilai secara judgemental,

Hakikat Kritik interpretif ;
-  Seorang kritikus sebagai seorang interpreter atau pengamat yang sangat personal.
- Bentuk kritik cenderung subjektif namun tanpa ditunggangi oleh klaim doktrin. Klaim objektifitas melalui pengukuran yang terevaluasi.
- Mempengaruhi pandangan orang lain untuk bisa memandang sebagaimana yang kita lihat.
- Menyajikan satu perspektif baru atas satu objek atau satu cara baru memandang bangunan.
- Melalui rasa artistiknya mempengaruhi pengamat merasakan sama sebagaimana yang ia alami.
- Membangun satu karya ‘bayangan’ yang independen melalui bangunan sebagimana milikinya.

Dan terdapat tiga teknik kritik interpretif diantaranya :
-          Advocatory
-          Evocative
-          Impressionalistic


Metode Kritik Interpretif
Objek : Koshino House karya Tadao Ando

   Menurut Siswono Yudohusodo (Rumah Rakyat untuk seluruh rakyat 1991,432) Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Fungsi lainnyayakni sebagai pelindung dari iklim dan makhluk hidup lainnya serta tempat awal pengembangn kehidupan. Bukan hanya itu, bagi saya rumah adalah tempat pulang terindah. Karena dirumah kita dapat melihat keluarga berkumpul bersama dan menikmati momen yang berharga. Dimana keluarga adalah bagian terpenting kedua setelah Tuhan.

   Bicara mengenai rumah, rumah yang baik kiranya memenuhi syarat, dimana kita tahu bangunan yang baik menurut Vitruvius harus memenuhi 3 sistem syarat yakni dari segi kekuatan (firmitas), fungsi (utilitas) dan juga keindahan (venustas). Namun tidak hanya itu, yang terpenting dari rumah adalah dampak terhadap penghuninya. Rumah tersebut memberi pengaruh apa terhadap penghuni di dalamnya. Sehigga terjadinya komunikasi antara penghuni dan rumah untuk saling terintegrasi.

   Bagi saya rumah tidak harus melihat dari faktor keindahannya saja setelah faktor kekuatan dan fungsi sudah terpenuhi, karna nyatanya saat ini faktor ekonomis juga dipikirkan. Banyak rumah yang di desain sedemikian rupa dan bahkan juga menggunakan bahan material yang berkualitas dengan harga yang cukup mahal. Namun itu semua tergantung si empunya rumah, karena keinginan dan kebutuhan setiap orang berbeda. Ada yang menyukai rumah klasik dengan detail-detail ornamennya, ada yang menyukai rumah dengan gaya minimalis yang lebih terlihat clean dan berkesan kekinian atau bahkan ada pula yang menyukai rumah tradisional untuk menghadirkan kesan alam yang kental.

   Lebih dari itu, ada sesuatu yang semestinya kita dapat dari suatu rumah, yakni soul (jiwa) yang hadir dari rumah tersebut. Dalam buku Wastu Citra, sesuatu yang benar itu indah. Begitulah ketika saya melihat Khosino House karya arsitek jepang Tadao Ando. Arsitek yang memiliki karakter pada bangunannya yakni dengan bentuknya yang lingkaran dan geometris, penggunaan beton (concrete) polos, pemanfaatan cahaya alami dan udara serta bentuk bangunan yang mengikuti landscape di sekitarnya. Dengan desain dari bentuk yang sederhana, tidak banyak ornamen namun berkarakter kuat, benar dan indah. Dan lebih dari itu saya melihat dan seakan merasakan ada jiwa di dalamnya.


   Dalam artikel yang saya baca, Khosino House adalah desain yang memiliki makna yang bisa berubah-ubah sesuai perubahan cahaya dan aliran udara (angin). Yang berari sang arsitek tidak hanya memabngun melainkan juga memikirkan konsep bangunanya secara matang.




   Mungkin menurut saya seprti itulah yang kita bisa dapatkan dari suatu rumah. Karena rumah memberikan pengaruh terhadap penghuninya.Dengan desain yang benar tentulah memunculkan sesuatu keindahan.

www.google.com
http://oktavindah.blogspot.co.id/2014/01/tugas-kritik-arsitektur_29.html

Kritik Tipikal

Kritik Tipikal
  • Studi tipe bangunan saat ini telah menjadi pusat perhatian para sejarawan arsitektur. Hal ini dapat dipahami karena desain akan menjadi lebih mudah dengan mendasarkannya pada type yang telah standard, bukan pada innovative originals (keaslian inovasi). 
  • Studi tipe bangunan lebih didasarkan pada kualitas, utilitas dan ekonomi dalam lingkungan yang telah terstandarisasi dan  kesemuanya dapat terangkum dalam satu typologi 
  • Metode Tipikal, yaitu suatu pendekatan yang mempunyai uraian urutan secara tersusun. Contoh. Bangunan sekolah, tipe yang ada ialah seperti ruang kelas, ruang guru,ruang kepala sekolah, ruang kesenian,  lab, perpustakaan, kantin, gudang, toilet. 

Salah satu contoh kritik arsitektur dengan menggunakan kritik tipical: :
Objek : Taman Akuarium Air Tawar (TAAT)
  
Taman Akuarium Air Tawar (TAAT) merupakan salah satu area tempat rekreasi keluarga yang terdapat di Taman Mini Indonesia (TMII). Tapi, biasa juga disebut dengan Museum Air Tawar. Disebut sebagai museum, karena layaknya museum, TAAT memiliki banyak “koleksi” keanekaragaman biota hayati air tawar Indonesia. Dari yang masih hidup hingga yang telah matipun ada.

TAAT menempati area tanah seluas 5.500 m2. TAAT memiliki 6.000 koleksi dari 155 spesies, meliputi tanaman air, reptilia,crustacea, dan ikan beragam jenis, ukuran dan asal. Baik dari perairan Indonesia maupn belahan dunia. TAAT dilengkapi dengan 21 akuarium dinding dan 50 lebih akuarium lepas.


Selain itu, TAAT juga dilengkapi dengan ruang karantina untuk menampung dan merawat ikan-ikan yng sakit. Ruang karantina teresebut juga digunakan untuk pengembangbiakan ikan dan perternakan pakan alami. Di tempat ini, pengunjung akan mendapat informasi tambahan tentang membudidayakan ikan.


 
Benar adanya jika tempat ini dikatakan sebagai museum. Karena tempat ini memiliki “koleksi” yang beragam dan dilengkapi fasilitas yang mendukung kegiatan di tempat ini. Pada TAAT terdapat museum sebagai tempat piranti penunjang peraga ikan-ikan air tawar. Di sini, pengunjung bisa melihat morfologi ikan secara mendetail dalam bentuk poster dan miniatur ikan.


Pada TAAT terdapat fasilitas penunjang, seperti auditorium sebagai ruang serbaguna dan tempat pemutaran film dokumenter. Adanya perputakaan sebagai pusat informasi mengenai biota air tawar yang membantu kita untuk lebih memahami akan koleksi yang ada.

Selain itu TAAT juga dijadikan salah satu tempat penelitian dan observasi oleh para peneliti. Banyak dari kalangan akademisi yang melakukan penelitian di tempat ini. Baik untuk tugas perkuliahan, tugas akhir, skripsi dan sebagainya.

Untuk menunjang sarana tersebut, TAAT menyediakan wahana konsultasi penyelesaian skripsi dan laporan penelitian dengan bekerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang mengakomodasi penelitian yang berhubungan dengan biota hayati air tawar. Dengan konsep wahana ini, TAAT juga sekaligus dapat menjadi pangkalan data tentang biologi dan keanekaragaman biota air tawar.

Sumber :
-  http://fhy13candra.blogspot.co.id/2013/01/kritik-arsitektur-metode-normatif_26.html
Taman Akuarium Air Tawar (TAAT)
http://www.metrorealitaonline.com/

Kritik Impresionis

Kritik Impresionis
(Imppressionis Criticism) (Kritik dipakai sebagai alat untuk melahirkan karya seni baru).
Kritik ini menggunakan karya seni atau bangunan sebagai dasar bagi pembentukan karya seninya.1.           
Kritik impresionis dapat berbentuk : 
· Verbal discourse (narasi verbal puisi atau prosa). 
· Caligramme (paduan kata)
· Painting (lukisan) 
· Photo image (imagi foto) 
· Modification of building (Modifikasi bangunan) 
· Cartoon (menampilakan gambar bangunan dengan cara yang lebih menyenangkan).

Berikut salah satu contoh kritik arsitektur dengan menggunakan kritik inpresionis :

Museum Purna Bakti Pertiwi


Museum Purna Bhakti Pertiwi merupakan salah satu  wahana edukasi di sekitar Kawasan Taman Mini Indonesia Indah yang berisikan koleksi cindera mata dan tanda penghargaan terhadap pengabdian Presiden Republik Indonesia Ke-2, H. M. Soeharto
PHOTO IMAGE

Bentuk arsitektur bangunan mengacu pada kearifan lokal nusantara yaitu Nasi Tumpeng. Makna bangunan tumpeng melambangkan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa serta ucapan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia.
Di Halaman sekeliling Museum terdapat Griya Mahabharata, Griya Makutha Rama, dan Kapal Perang KRI Harimau, saksi bisu pertempuran pembebasan Irian Barat. Terdapat pula koleksi anggrekdan tanaman langka Nusantara.
 



Ventilasi pada Museum Purna Bakti Pertiwi



Arti atau lambang warna
Merah              : Melambangkan keberanian dan membela kebenaran
Kuning Gading : Melambangkan kegembiraan dan kebahagiaan
Hijau                : Melambangkan ketentraman dan kedamaian




Lidah Api mempunyai arti atau simbol yaitu kesaktian dan kesucian


http://chuky22.blogspot.co.id/2013/02/kritik-arsitektur.html